Sabtu, 07 April 2018

Penyebab Kerusakan Jalan Aspal





Lapis perkerasan aspal merupakan bagian dari struktur jalan yang masih banyak digunakan di Indonesia. Lapis perkerasan aspal cenderung lebih fleksibel dibanding dengan lapis perkerasan kaku (beton) sehingga pengguna jalan merasa lebih nyaman dan aman. Namun tidak jarang lapis perkerasan aspal yang ada di jalan sering kali cepat rusak yang menyebabkan pengguna jalan tidak nyaman. Kerusakan pada aspal sering kali dikaitkan dengan faktor kualitas bahannya.  Penyebab kerusakan pada lapis perkerasan aspal juga bisa disebabkan oleh faktor struktur di bawahnya. 
Penyebab kerusakan aspal sering dikaitkan dengan kualitas bahan aspal yang tidak sesuai dengan syarat dan spesifikasi. Namun pada kenyataannya memang ada benarnya juga. Tidak heran jika sekarang ini banyak jalan yang cepat sekali rusak. Dalam hal ini semua pihak harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan jalan. Tidak hanya kontraktor saja melainkan stakeholder lain juga bertanggung jawab seperti konsultan pengawas, pemerintah dari tingkat ppk sampai dengan tingkat balai. Oleh karena itu saat ini pelaksanaan pekerjaan jalan harus diserahkan kepada kontraktor-kontraktor yang bonafit melalui tender terbuka. 

Berikut beberapa penyebab kerusakan lapis perkerasan aspal pada jalan. 

1. Kadar aspal tidak sesuai Job Mix Formula

Job Mix Formula (JMF) adalah komposisi material penyusun aggregat aspal yang dibuat di laboratorium sebelum pelaksanaan di lapangan mulai. JMF ini dijadikan acuan untuk pekerjaan aggregat aspal di lapangan. Jika dalam JMF menyebutkan kadar aspal yang harus dipakai min 6,2% maka kadar aspal yang digunakan di lapangan harus 6,2% juga. JMF ini tidak paten selama proyek melainkan bisa berubah sesuai kondisi lapangan dan harus di acc oleh Konsultan pengawas. Sebagai kontraktor tidak boleh merubah kadar aspal di lapangan kecuali JMF juga ikut berubah. 

Apabila kadar aspal yang digunakan di lapangan lebih kecil dibanding kadar aspal di JMF akan berakibat fatal pada mutu aggregat aspal di lapangan. Hal itu disebabkan daya rekat dan fleksibilitas akan menjadi tidak maksimal. Hasilnya setelah pengaspalan selesai jalan akan menjadi retak rambut. Jika terjadi retak rambut maka air hujan akan masuk ke struktur di bawahnya. Jika dibiarkan terus air akan merusak struktur bawahnya dan memperparah aggregat aspal.

Solusi untuk mengatasi jalan aspal yang sudah retak adalah dengan patching atau memotong dan mengambil sebagian aggregat aspal yang rusak. Kemudian diganti dengan aggregat aspal yang baru. 

2. Suhu penghamparan aspal di lapangan tidak sesuai spesifikasi

Salah satu penyebab kerusakan aspal yang sering terjadi adalah aggregat aspal sudah dingin ketika sampai di lapangan. Alasannya adalah jarak AMP (Asphalt mixing plant) dengan lokasi pengaspalan terlalu jauh. Namun alasan itu tidak bisa dibenarkan karena kontraktor terikat dengan spesifikasi dan kontrak. Lalu berapa sih suhu penghamparan aspal yang benar?
Suhu aspal yang normal pada saat dituangkan di asphalt finisher adalah 135-150ㅇ c. Biasanya sebelum dihamparkan akan diperiksa terlebih dahulu menggunakan termometer. Apabila suhu aspal menjadi dingin dan kurang dari suhu yang diisyaratkan maka aggregat aspal menjadi keras menggumpal. Aggregat aspal yang menggumpal akan menyebabkan aggregat aspal susah dipadatkan sehingga density aspal menjadi berkurang. 

Apabila dipaksakan tetap dihampar dalam waktu beberapa minggu setelah pengaspalan akan cepat rusak karena tidak homogen lagi. 

3. LPA dan LPB belum keras tetap dipaksakan dilakukan pengaspalan.
  • LPA adalah lapis pondasi atas yang terletak tepat di bawah aggregat aspal 
  • LPB adalah lapis pondasi bawah yang terletak di bawah lpa dan diatas tanah dasar. 
Seringkali dalam pelaksanaan di lapangan lebih mengutamakan percepatan tanpa memperhatikan kualitas pekerjaan. Karena alasan percepatan LPA atau LPB yang belum keras langsung ditimpa dengan aggregat aspal. Hal ini akan berakibat sangat fatal karena apabila pondasi jalan rusak struktur di atasnya akan ikut rusak. Ini adalah salah satu penyebab kerusakan aggregat aspal yang sering terjadi. Biasanya kerusakan yang terjadi akan membentuk sebuah kubangan berisi air. 

Solusi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kerusakan ini adalah dengan mengganti semua lapis pondasi dan dilakukan pengaspalan ulang. Semakin banyak kerusakan tentunya akan menyebabkan kerugian pada kontraktor. Oleh karena itu perlunya kehati-hatian dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan. 

4. Aggregat aspal di atas tanah timbunan yang belum padat.
Apabila tanah timbunan belum padat sebaiknya jangan terburu - buru untuk menimpa dengan lapis pondasi. Walaupun campuran lapis pondasi menggunakan material yang sangat baik, jika terjadi penurunan tanah dasar akan terjadi kerusakan parah. 

5. Jumlah passing pemadatan kurang
Faktor penyebab lainnya terjadi kerusakan pada jalan aspal adalah kurangnya pemadatan menggunakan alat berat. Pemadatan aspal biasa menggunakan 2 alat yaitu tandem roller dan PTR (pneumatic tire roller).

Jumlah passing pemadatan aspal memang tiap proyek berbeda-beda namun biasanya dilakukan uji trial terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah passing. Hasil uji trial tersebut dijadikan acuan untuk pekerjaan di lapangan. Apabila jumlah passing di lapangan lebih sedikit dari saat trial maka tingkat kepadatan berkurang (density). Seperti yang diketahui density minimal sesuai spesifikasi adalah 98%. Jika kurang dari itu akan dikhawatirkan lapisan air tidak 100% kedap air. Air akan masuk ke struktur pondasi dan lama kelamaan akan menyebabkan kerusakan aspal. 

6. Komposisi abu batu 
Banyak orang yang sering mengabaikan peranan material abu batu ini. Padahal dalam campuran aggregat aspal abu batu sangat membantu dalam kerekatan. Faktor ini juga akan menentukan tingkat kepadatan dan kelenturan aggregat aspal. Pada campuran aspal AC-WC akan membutuhkan abu batu lebih banyak dibandingkan AC-BC karena lapisan AC-WC harus lebih rapat dan kedap terhadap air. 

Jika material abu batu ini dikurangi atau tidak sesuai dengan JMF maka akan menimbulkan kerusakan apda lapis aggregat aspal. 

Masih banyak hal penyebab kerusakan jalan aspal. Beberapa point di atas adalah faktor penyebab kerusakan aspal yang sering terjadi. Pada dasarnya semua metode dan komposisi sudah diatur dalam Job Mix Formula. Pelaksanaan di lapangan harusnya mengikuti apa yang ada dalam JMF. 
sumber  jasasipil.com

Kamis, 05 April 2018

Perbedaan Motor 4 Tak Dengan 2 Tak




1. Perbedaan pertama, bila dilihat dari cara kerja antara motor 4 tak dan 2 tak.
  • Motor 4 tak
Pada motor 4 tak untuk mendapatkan 1 kali tenaga atau usaha dibutuhkan 2 kali putaran poros engkol, 4 kali gerakan naik turun piston yang artinya terdapat 4 kali langkah piston. Langkah tersebut adalah:
1. Langkah Hisap
    yaitu piston akan bergerak dari TMA ke TMB. 
2. Langkah Komprensi
    yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA. 
3. Langkah Pembakaran atau usaha 
    yaitu piston bergerak dari TMA menuju ke TMB. 
4. Langkah Buang 
    yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA.
  
   ket : TMA yaitu titik mati atas  
           TMB yaitu titik mati bawah



  • Motor 2 tak
Pada motor 2 tak untuk mendapatkan 1 kali tenaga atau usaha dibutuhkan 1 kali putaran poros engkol dan 2 kali gerakan naik turun piston yang artinya terdapat 2 kali langkah piston. Langkah tersebut adalah:

1. Langkah pertama 
ketika piston bergerak dari TMB ke TMA, di atas piston terjadi langkah kompresi sedangkan pada ruang di bawah piston atau ruang engkol terjadi langkah hisap.

2. Langkah kedua 
ketika piston bergerak dari TMA ke TMB, pada ruang di atas piston terjadi langkah usaha, ketika lubang buang atau saluran buang mulai membuka maka akan terjadi langkah buang, sedangkan ruang di bawah piston campuran bahan bakar akan ditekan menuju ke bagian atas piston untuk melakukan langkah bilas.


2. Perbedaan kedua, bila dilihat dari konstruksi mesinnya antara 4 tak dan 2 tak.
  • Motor 4 tak
Pada motor 4 tak untuk konstruksi mesinnya terdapat mekanisme katup, mekanisme katup ini terdiri dari rantai timing atau sabuk timing atau gigi timing untuk menggerakkan poros nok (cam shaft). Poros nok ini nantinya akan menggerakkan push rod (pada tipe Over Head Valve) atau langsung menggerakkan rocker arm (pada tipe Over Head Cam Shaft). Rocker arm ini nantinya akan membuka dan menutup katup sesuai dengan timing bukaan katup.
Selain itu pada konstruksi pistonnya juga terdapat perbedaan, pada motor 4 tak menggunakan 3 ring piston yaitu 2 ring kompresi dan 1 ring oli.

  • Motor 2 tak
Pada motor 2 tak untuk konstruksi mesinnya tidak menggunakan mekanisme katup atau tidak sama dengan konstruksi dari motor 4 tak. Pada motor 2 tak tidak terdapat rantai timing atau sabuk timing atau gigi timing, tidak terdapat rocker arm dan untuk katup yang digunakan berbeda dengan katup yang digunakan pada motor 4 tak.
Untuk sebagian motor 2 tak, ada yang menggunakan katup hisap berupa katup harmonika atau reed valve.
Selain itu pada konstruksi piston untuk motor 2 tak hanya menggunakan 2 ring piston yaitu 2 ring kompresi.


3. Perbedaan ketiga, bila dilihat dari penggunaan oli pelumasnya.
  • Motor 4 tak
Pada sepeda motor 4 tak menggunakan oli pelumas untuk melumasi bagian mesin dan bagian transmisi secara langsung. Sehingga pada sepeda motor 4 tak hanya menggunakan satu tipe oli yaitu oli mesin saja (terkecuali untuk sepeda motor matic).
  • Motor 2 tak
Pada sepeda motor 2 tak untuk melumasi bagian transimi dan mesin dilakukan secara berbeda. Oli untuk melumasi bagian mesin digunakan oli samping yaitu pemakaiannya dilakukan dengan cara mencampur oli samping dengan bahan bakar. Sedangkan untuk oli melumasi bagian transmisi digunakan oli lain. Sehingga pada motor 2 tak menggunakan 2 tipe oli, yaitu oli samping dan oli untuk transmisi (oli untuk melumasi bagian transmisi biasanya menggunakan oli mesin biasa).

4. Perbedaan keempat, bila dilihat dari gas buang yang dihasilkan.
  • Motor 4 tak
Pada motor 4 tak, karena tidak menggunakan oli samping maka hasil pembakaran pada gas buangnya tidak akan menghasilkan asap putih. Bila pada motor 4 tak gas buangnya menghasilkan asap putih berarti hal ini mengindikasikan bahwa mesin tersebut mengalami kebocoran oli, namun bila motor 4 tak menghasilkan asap bewarna hitam maka hal ini mengindikasikan bahwa motor 4 tak ini penyetelan campuran gas bahan bakar dan udara kelebihan gas bahan bakarnya.
  • Motor 2 tak
Pada motor 2 tak, asap hasil pembakaran atau asap gas buangnya akan bewarna putih. Hal ini terjadi karena ketika proses pembakaran yang dibakar adalah campuran bahan bakar dan oli samping serta udara. Pembakaran oli samping inilah yang akan menghasilkan asap bewarna putih.
Bila pada motor 2 tak tidak menghasilkan gas buang bewarna putih maka hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada oli samping yang dibakar. Jika tidak ada oli samping yang dibakar maka akan merusak komponen silinder dan piston karena tidak mendapatkan pelumasan.

5. Perbedaan kelima, dilihat dari pemakaian bahan bakar 
  •  Motor 4 tak
Pada motor 4 tak pemakain bahan bakar lebih irit dibandingkan dengan motor 2 tak, karena pemasukan bahan bakar diatur melalui katup dan memungkinkan tidak adanya bahan bakar yang terbuang.
  •  Motor 2 tak
Pada motor 2 tak pemakain bahan bahan bakar boros karena tidak diatur oleh katup yang mengaturnya adalah piston yang dapat menyebabkan keluarnya bahan bakar pada saat tejadinya penghisapan yang mana katup buang juga terbuka.

6. Perbedaan keenam, dilihat dari tenaga yang dihasilkan

  • Motor 4 tak
Pada motor 4 tak pemakain bahan bakar lebih irit serta diatur oleh katup tenaga yang dihasilkan juga kecil dibandingkan dengan motor 2 tak, karena energi yang dihasilkan oleh pembakaran juga kecil.
  • Motor 2 tak
 Pada motor 2 tak pemakain bahan bahan bakar banyak karena tidak diatur oleh katup sehingga energi yang dihasil pembakaran lebih besar dibandingkan dengan motor 4 tak.



Demikianlah perbedaan antara motor 4 tak dengan motor 2 tak semoga bermanfaat.




Masalah Utama Dalam Perekonomian



         Masalah makroekonomi utama yang akan selau dihadapi suatu Negara. Masalah tersebut adalah :

1. Masalah pertumbuhan ekonomi.
  Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai : perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyrakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu Negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemapuan yang meningkat disebabkan karena faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Tekhonologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan mereka.

2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi.

3. Masalah pengangguran.
      Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkankan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak ingin bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong
sebagai pengangguran. Sebagai contoh, ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja karena ingin mengurusi keluarganya tidak tergolong sebagai pengganggur. Seorang anak orang
kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya lebih rendah dari yang diinginkanya juga tidak tergolong sebagai penganggur. Ibu rumah tangga dan anak orang kaya tadi disebut penganggur sukarela.

  •    Akibat Buruk Pengangguran

Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatanya. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat, dan ini mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai. Apabila keadaan pengangguran disuatu Negara adalah sangat buruk, kekacauan politik dan social selalu berlaku dan menibulkan efek yang buruk kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

4. Masalah kenaikan harga (inflasi).
        Inflasi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga) berbeda dari satu period eke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Adakalanya tingkat inflasi adalah rendah, yaitu mencapai dibawah 2 atau 3 persen. Tingkat inflasi yang moderat mencapai diantara 4 sampai 10 persen. Inflasi yang sangat serius dapat mencapai tingkat beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun.

Faktor-Faktor Penyebab Inflasi

  • Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan  untuk menghasilkan barang & jasa. 

  • Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah.


5. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
           Neraca pembayaran adalah suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari Negara-negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke Negara-negara lain dalam satu tahun tertentu. Pembayaran-pembayaran yang dilakukan tersebut meliputi :

  •  Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa.
  • Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal keluar negeri.
  • Aliran ke luar dan aliran masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan uang di luar negeri).
    Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran keluar negeri melebihi penerimaan
dari luar negeri. Salah satu factor penting yang menimbulkan masalah ini adalah impor melebihi ekspor. Dengan demikian, sama halnya denga masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek yang buruk ke atas prestasi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu setiap Negara harus berusaha menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.

Kalian dapat mendownload file pdf teori pengantar makro ekonomi di sini

Rabu, 04 April 2018

Cara Menampilkan Beban Pada SAP 2000


1.  Menampilkan Pembebanan Yang Diberikan


         Dalam memberikan beban pada pemodelan struktur pada SAP 2000, beban yang dimasukkan pertama kali akan hilang atau tidak terlihat lagi bila diberi beban yang kedua. untuk menampilkanya yaitu dengan cara sebagai berikut ini

  • Klik Menu Display, pilih Show Load Assigns lalu klik Joint (untuk menampilkan beban pada joint) atau klik Frame/Cable/Tendon ( untuk menampilkan beban pada batang )

  •  Maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini


         Kalian dapat memilih pada kotak Laoad Pattern Name, nama pembebanan yang telah kalian imputkan setelah itu klik "OK" maka beban akan terlihat



2. Menampilkan Deformasi Dan Gaya-Gaya Dalam Yang Terjadi
  • Klik Menu Display plih Show Forces/Stresses pilih Jonits atau Frame/Cable/Tendon (atau bisa pada tanda yang dilingkari )


          Setelah itu muncul kotak dialog seperti dibawah ini



     Kalian dapat merubah Combo Name yang merupaka jenis pembebanan yang dimasukkan selanjutnya pada kotak Conponent juga terdapat pilihan gaya-gaya yang bekerja pada struktur tersebut, lalu pada kotak Options kalian juga dapat memilih model penampilannya lalu klik "OK", lihat gambar dibawah ini


 3. Melihat Detail Pembebanan
  • Arahkan Pointer pada batang yang akan dilihat detail gayanya


        Selanjunya klik Kanan Mouse maka akan muncul kotak yang menunjukan detail gaya tersebut, kalian juga dapat menggesernya setelah itu klik "Done"

      
        Demikianlah cara menampilkan beban serta gaya-gaya yang bekerja pada struktur menggunakan SAP 2000, semoga bermanfaat terimah kasih.

Kalian dapat mendownload modul SAP 2000 di sini

Cara Merubah Tumpuan Pada SAP 2000


1. Klik Joint atau Tumpuan yang akan dirubah yaitu pada Grid       Point


Jika sudah di klik maka muncul tanda silang pada grid point tersebut



2. Selanjutnya pilih menu Assign, pilih Joint selanjutnya pilih Restraints 


Maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah



3. Pilih jenis tumpuan yang akan digunakan pada kotak Fast Restraints kemudian klik "OKmaka tumpuan tersebut telah berubah


 

Kita juga dapat menghilangkan tumpuan tersebut dengan cara mengklik tanda titik pada kotak fast restrains tersebut




Demikianlah cara merubah tumpuan struktur pada SAP 2000, Semoga Bermanfaat Terimah Kasih

kalian dapat mendownload modul SAP 2000 di sini

Tutorial SAP 2000



         Balok merupakan suatu batang lurus dengan satu atau lebih tumpuan . Elemen balok merupakan elemen struktur yang paling umum ditemui dan banyak digunakan sebagai struktur pendukung lantai. Dalam tuturial ini saya menggunakan SAP 2000 versi 14.
Dalam contoh anilasa ini sebuah balok memiliki 2 bentang, dengan panjang masing-masing bentang 4m, memiliki beban merata sepanjang bentang (q)=2 ton/m dan beban terpusat (p) = 3 ton/m.
langsung saja masuk pada tutorial kali ini.

1.Langsung saja buka SAP 2000 kalian


Tutup saja tips pada startup tersebut dengan cara klik "OK"

2. Selanjutnya kita harus merubah satuan yang kita buat pada contoh soal diatas yaitu ton/m. untuk merubahnya klik kolom pada bagian kanan bawah dan carilah satuan untuk ton/m. untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.


3. Setelah itu klik Menu file, pilih New Model atau bisa dengan menekan ctrl+n atau mengklik icon new model. setelah itu muncul kotak dialog model temple, pilih Model beam.


4. Selanjutnya pada kotak dialog beam isikan data-data dari konfigurasi balok tersebut.

  •     Number Of Spam (jumbalah bentang) = 2
  •     Span Lenght (panjang bentang) = 4



5. Setelah mengisikannya lalu klik "OK" maka akan tampak tampilan seperti gambar berikut


6. Selanjutnya mendenifisikan berat sendiri balok.
    karena berat sendiri balok tersebut diabaikan maka berat sendirinya = 0, untuk melakukannya,
  • Klik Menu Define 
 

  • Pilih Load Patterns

  • Setelah itu, isikan pada Self Weight Multiplier = 0, jika berat sendiri balok tidak diperhitungkan, jika berat sendiri balok diperhitungkan maka pada Self Weight Multiplier = 1 . klik Modify Load Pattern. klik "OK".
 

7. Setelah itu kita selanjutnya memasukkan beban-beban yang bekerja pada balok tersebut caranya adalah sebagai berikut ini:
  • Memasukkan beban terpusat
  • Klik batang yang akan diberi beban


Setelah itu pilih Menu Assign, selanjutnya pilih frame Loads, pilih Ponit maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini


Selanjutnya pada Direction bisa digunakan gravity atau global Z dengan catatan pada directio menunjukkan arah bekerjanya beban, untuk global Z berat beben akan diberi tanda minus (-) dikarenakan arah Z menunjukkan beban bekerja dari bawah keatas.
  • Setelah itu pada kotak options pilih Add Exiting Loads, lalu pilih Absolute Distance From End-I
  • Isikan pada kotak distance kolom 1 = 2, catatan angka 2 merupakan titik pusat beban bekerja pada panjang batang 4 m
  • Selanjutnya isi pada kotak load beban terpusat (p) tersebut = 3 ton/m, lalu klik "ok"


  • Selanjutnya memasukkan beban merata
Klik batang yang akan diberi beban merata, cara memasukkannya sama dengan cara memasukkan beban terpusat pilih menu Assign, selanjutnya pilih frame Loads, pilih Dristributed maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini

  • Setelah itu pada kotak options pilih Add Exiting Loads, lalu pilih Absolute Distance From End-I
  • Pada kotak distance tidak diisi
  • Selanjutnya isi pada kotak Uniform load beban merata (q) tersebut = 5 ton/m, lalu klik "ok"



Jika semua tahap tersebut telah terlaksanakan langkah selanjutnya menyimpan file tersebut dengan ctrl + s. selanjutnya menjalan kan analisa dengan cara tekan F5 atau dengan cara klik menu Analyze pilih Run Analysis.


Demikianlah tutorial kali ini sampai jumpa pada tutorial selanjutnya. muda-mudahan bermanfaat terimakasih

Kalian dapat mendownload modul SAP 2000 disini   dan disini
 

Makalah Drainase Lapangan Terbang







BAB I
PENDAHULUAN
1.1               Latar Belakang

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem saluran pembuang air guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen  dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Drainase  mempunyai arti mengalirkan, menguras, membung, atau mengalirkan air. Suripin,2004.
Dalam perencanaan pembuatan lapangan terbang atau bandara harus memiliki sistem drainase yang baik, dikarenakan bandara adalah area yang dipergunakan untuk kegiatan tinggal landas (take off) dan mendarat (landing) pesawat udara, yang dilengkapi dengan fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat naik turunya penunpang dan barang sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. Bandara mamiliki daerah yang luas dan datar, maka membutuhkan sebuah perencanaan sistem drainase yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin lapangan terbang bebas dari genangan air yang dapat menggangu penerbangan.

1.2              Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang tersebut adalah bangaiman cara perancangan sistem drainase bandara yang baik .

1.3              Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar dapat mengetahui perencanan  sebuah sistem drainase bandara yang baik .

1.4              Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa bisa mengetahui perencanaan sebuah drainase bandara  yang baik .





BAB II
PEMBAHASAN

2.1      Lapangan Terbang
Lapangan terbang atau bandara  (Airport) adalah daerah yang luas dan datar yang digunakan untuk terbang (take off) maupun mendarat (landing)  pesawat terbang. Karena luas dan datar, maka membutuhkan drainase yang dirancang sedemikian rupa agar tidak ada genangan air yang dapat mengganggu penerbangan. Bandara dilengkapi dengan fasilitas untuk pendaratan pesawat, parkir pesawat, perbaikan pesawat, naik turun penumpang, dan barang . sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.Beberapa istilah kebandarudaraan yang perlu diketahui adalah sebagai berikut (Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001)

2.1.2  Airfield
Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan tinggal landas (take-off) dan mendarat (landing) pesawat udara. Fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat dan terminal building untuk mengakomodasi keperluan penumpang pesawat.

2.1.3  Aerodrom
Area tertentu baik di darat maupun di air (meliputi bangunan sarana dan prasarana, instalasi infrastruktur dan peralatan penunjang) yang dipergunakan baik sebagian maupun keseluruhannya untuk kedatangan dan keberangkatan penumpang dan barang, serta pergerakan pesawat terbang. Namun aerodrom belum tentu dipergunakan untuk penerbangan yang terjadwal.


Untuk mengetahui lanjutan dari contoh makalah lapangan terbang tersebut langsung download saja dibawah ini :